Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahaya "Pinjaman Off Line" Rentenir

Aflahsentosa.com - Bahaya "Pinjaman Off Line" Rentenir. Dijaman sekarang ini banyak sekali yang menawarkan pinjaman-pinjaman secara online dengan "iming-iming" kemudahan persyaratan dan pada saat pencairan dana, akan tetapi dengan ketentuan bunga yang pada akhirnya memberatkan si peminjam membuat tidak bisa membayar pinjamannya hingga makin bertambah banyak, sehingga tidak bisa melunasinya dan pada akhirnya banyak peminjam online yang depresi dan itu sangat membahayakan. Bahkan bisa menghancurkan tidak hanya sendi ekonomi namun juga runtuhnya bangunan rumah tangga. Dari hutang sampai ke perceraian rumah tangga.

Bahaya "Pinjaman Off Line" Rentenir


Bukan hanya pinjaman online yang pada akhirnya membahayakan bagi si peminjam karena bunga pinjamannya jadi sangat tinggi apabila tidak bisa lancar membayar angsurannya, akan tetapi pinjaman yang sistemnya offline kepada rentenir pun sangat berbahaya apabila tidak bisa lancar membayar pinjaman / angsuran yang telah disepakati. Seperti kisah yang dibagikan oleh ustadz saya, dan kisah ini sangat memberi pelajaran buat kita semua, agar lebih berhati - hati dalam meminjam baik secara online, maupun pinjam online kepada rentenir. Dari sekian banyak korban dari pinjaman yang sistemnya secara online maupun offline, kebanyakan korbanya adalah ibu-ibu.

Berikut ini kisah yang disampaikan oleh seorang ibu-ibu Pedagang Soto disebuah pasar di wonosobo yang terjebak hutang ke rentenir sampai tembus 20 juta. Dari hutang dimulai 500.000 sampai 14.000.000/ rentenir dan ternyata hutang ke beberapa rentenir. Kenapa bisa ke beberapa rentenir. ?Yach.....awalnya satu rentenir, begitu uang yang digunakan untuk nutup Ndak ada, ambil punya renten yang lain dst dst. Akhirnya...bertumpuk dan bertumpuk. Menggulung seperti bola salju. Membengkak dan terus membesar, bunga berbunga. Bukan berbunga bunga ya..... Ini bunga yang bikin pusing, ini yang bikin ancur. Contoh Pinjaman pokok senilai 2 juta, tiap minggunya harus memberi bunga pinjaman 100.000 jadi klo sebulan diikumilatifkan jadi 400.000 atau 20%. Dan itu sama sekali tidak mengurangi pokok pinjaman. Astaghfirullah...... Dari cerita yang disampaikan oleh ibu pedagang soto kepada ustadz saya, saja dah gemes dan nyesek.

Dari kisah ini ada hal yang bisa kita simpulkan bersama. Awalnya hanya satu rentenir kemudian jadi banyak rentenir yang dipinjami. Ini berawal dari PANJANG' ANGAN ANGAN. Si Ibu ini menyandarkan harapannya pada dagangannya, berandai andai klo dagangan laris dan laku bisa untuk nutup setoran. Namun kenyataannya ternyata omsetnya tidak nutup untuk bayar hutang. Sudah bisa kita bayangkan dia harus nyari pinjaman baru untuk nutup deadline pinjaman lama. Terus begitu hingga dari satu renten terus bertambah dan bertambah. Ini yang jadi gelombang 'tsunami' hutang. Semoga kisah ini bisa menjadi warning bagi kita semua. Untuk berhati hati dengan rentenir. Dan bagi yang diberi kecukupan rizki, kalau meminjami jangan ada bunga, karena apabila meminta kelebihan dari jumlah yang dipinjamkan dalam pengembaliannya, bisa dibilang riba, dan Allah melarang riba.

Posting Komentar untuk "Bahaya "Pinjaman Off Line" Rentenir"